Senin, 28 Desember 2009

Sir Edmund Hillary

Sir Edmund Hillary
In memoriam 1920-2008

“Kadang kami adalah sekelompok manusia yang tak layak dikenang lewat prestasi yang banyak dicari oleh orang pada umumnya, namun kami sepakat bahwa puncak-puncak yang kami lalui adalah pengalaman pribadi yang akan membawa kami untuk dikenang oleh para petualang yang mencintai dunia ini atau siapapun yang menjadikan kehidupan kami ini sebagai semangat dalam denyut nadi kehidupannya. Kami bertetangga dengan maut bermain-main dengan kematian justru karena kami mencintai kehidupan ini dengan sesungguhnya, mungkin kami tidak akan dikenal apalagi dikenang, namun nama kami akan abadi dipuncak tertinggi dari atap dunia ini, dan itu adalah pengakuan yang sesungguhnya dari eksistensi kami.”

Edmund Hillary, mungkin banyak orang awam tak mengenal nama ini, demikian juga saya. Namun setelah mencintai dunia petualangan ini barulah mengerti bahwa beliaulah yang mengukir prestasi dengan menggapai kutub ketiga dimuka bumi ini. Ya, puncak Everst atau masyarakat Nepal menyebutnya Dewi gunung, atap dunia, puncak tertinggi dunia 29.500 feet. Tak ada penghormatan yang melebihi apa yang beliau terima setelah 53 tahun yang lalu menjadi orang pertama dimuka bumi menjejakkan kakinya diatap dunia tersebut bersama seorang sherpanya, Tenzing Norgay yang telah wafat 22 tahun lalu. Mungkin tak ada lagi saksi sejarah yang bisa mengungkapkan betapa fenomenalnya prestasi yang pernah diukirnya tersebut.beliau mungkin bukan seorang Messner, pendaki elit dunia asal Italia yang mengukir prestasi dengan pendakian “ the seven summitnya” atau mendaki secara solo menaklukan puncak everst tanpa menggunakan oxigen yang dilakukannya beberapa kali, Robb Hall yang telah menjejakkan empat kali kakinya di puncak everst sebagai pemandu atau pendaki elit dunia lainnya.
Namanya diabadikan disalah satu jalur everst, tepat menuju puncak diketinggian 27.500 feet, dikenal dengan Hillary step yaitu jalur punggung gunung tanpa pelindung yang menentukan apakah seorang pendaki dapat menggapai puncak atau gagal di sini. Disinilah 53 tahun lalu Hillary dapat menembus kebuntuan yang dialami banyak team expedisi lain untuk menggapai puncak, setelah dua expedisi swiss sebelumnya terpaksa kembali dengan kegagalan karena terhalang jalur ini, jalur dengan medan vertical sejauh 2000 feet dengan jurang menganga dikiri-kanannya. Setelah 14 expedisi dari beberapa Negara gagal, setelah everst menelan 24 orang korban dengan keganasan medannya, Bisa dibayangkan tanpa peralatan dan perlengkapan sebaik sekarang.
Tepat atas prestasinya tersebut kerajaan Inggris sedang dalam masa kejayaan dengan pengangakatan ratu Elizabeth yang menambah manisnya prestasi tersebut, sehingga beliau dianugerahi gelar kebangsawanan “Sir”, gelar tertinggi bagi masyarakat pada umumnya.
Sesungguhnya, tak ada batasan bagi manusia untuk menggapai sesuatu sekalipun mustahil kelihatannya, itulah yang membuka mata para pendaki dunia lainnya, tak ada yang tak bisa ditaklukan dimuka bumi ini, betapapun sulitnya. Hillary membuka cakrawala baru dalam dunia pendakian gunung dengan prestasi yang diukir para pendaki berikutnya, dengan tujuh puncak benua (the seven summit, everst (29.500 feet), Aconcagua/argentina (22.000 feet), Kilimanjaro/ afrika (19.000 feet), Vinson Massive/ kanada (18.000 feet), Elbrus/ rusia (17.500 feet), Mc Kinley (Amerika) 19.000 feet dan carztens Pyramid/papua (16.000 feet).
Hillary juga dikenal sebagai orang yang berjiwa sosial, dengan membangun rumah sakit, sekolah dan yayasan yang bertujuan mengangkat kaum sherpa ke derajat yang lebih tinggi, hal itulah yang lebih mengharumkan namanya.
Sayangnya Indonesia belum memuiiki pendaki elit yang bisa disejajarkan dengan nama-nama diatas, minimal diakui eksistensinya terlalu banyak kegagalan yang dialami oleh team expedisi kita, hanya beberapa yang sukses, itupun beberapa puncak dunia saja, seperti elbrus, aconcagua yang memakan 2 pendaki senior Indonesia, Norman Edwin dan didiek samsu, Kilimanjaro, atau mungkin winson massive yang terakhir saya dengar. Hanya prestasi dari dua orang rekan kopassus di tahun 1997 dengan menggapai puncak everst, pendaki lainnya dari wanadri dan mapala UI gagal total. Dapat disimpulkan hingga saat ini kita belum memiliki pendaki tangguh yang dapat diakui oleh mancanegara.
Tak banyak yang bisa bertahan atau berbuat banyak diatas ketinggian 10.000 feet, hanya orang-orang dengan kemampuan fenomenal yang dapat mengatasi hal tersebut, dan itu adalah seleksi alam yang ketat, bukan orang tinggi besar, otot yang kuat, atau gagah dan berani. Namun terkadang dengan fisik yang kecil, dengan jiwa yang membara dan kuat. “dibutuhkan pengetahuan yang cukup, persiapan yang matang, mendahulukan keselamatan dan sedikit keberuntungan untuk bertahan sampai pucak”.
Saya mencintai dunia petualangan ini, melebihi apapun yang pernah saya miliki, masih banyak prestasi yang masih akan diukir dengan kemampuan yang dimiliki umat manusia dalam menaklukan ganasnya alam. Dan saya berharap semoga saya ikut serta didalamnya, entah kapan nanti semoga tuhan memberikan jalan dan ridho nya,didalam batas ketinggian, dalam batas hidup normal manusia. saya, mereka yang telah tiada dalam petualangannya dan pendaki elit dunia lainnya mungkin sepakat, bahwa tak ada dunia yang ‘lebih hidup’ selain dunia kami, dunia dimana kami menemukan batas-batas kemampuan manusia, makna kehidupan yang sesungguhnya. Kami tak mengajak lainnya untuk seperti kami, bersebelahan dengan maut, bermain-main dengan kematian justru karena kami mencintai kehidupan, namun kami hanya membuka mata, memberikan sedikit pengetahuan bagi lainnya atau siapapun yang mencintai petualangan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar